Dreaming of Christmas

Dulu, saya pernah pergi ke suatu café dan memesan segelas kopi. Sebenarnya saya memang tidak terlalu suka kopi, apalagi kopi pahit. Tapi ketika saya lihat daftar menunya dan namanya satu per satu, ada satu nama yang kelihatannya menarik dan saya pikir kopi ini tidak akan pahit dan akan terasa enak. Tapi ketika kopi itu sampai di meja saya dan saya seruput, ternyata ekspektasi saya salah. Kopi yang saya pesan itu ternyata kopi pahit dan rasanya tidak enak. Tapi karena saya sudah pesan, terpaksa saya harus habiskan. Pernahkah kamu mengalami realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi?

Baca Lukas 4:16-27

Pada waktu itu, Yesus sedang membacakan gulungan kitab nabi Yesaya tentang nubuatan pembebasan bangsa Israel. Waktu itu, ayat ini seringkali ditafsirkan sebagai kedatangan Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Romawi. Tapi ketika Yesus berkata genaplah semua perkataan ini, yang Yesus maksudkan sebenarnya adalah pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa.

Namun ada satu hal yang menarik disini. Ada sebuah nama muncul yang mungkin sering kita dengar kisahnya di sekolah minggu, yaitu Naaman. Naaman adalah seorang pahlawan perang di kerajaan Aram, dia dikagumi dan disenangi oleh raja dan rakyatnya. Sayangnya kehidupannya berubah drastis karena penyakit kusta yang tiba-tiba menyerangnya. Tentu saja dia sangat ingin sembuh dan pasti dia sudah mencoba berbagai cara dan mendatangi semua tabib di Aram. Tapi semuanya sia-sia, hingga akhirnya dia mendengar kabar tentang nabi Elisa yang dapat menyembuhkannya. Dengan harapan yang besar pun, dia pergi menempuh perjalanan yang jauh dari Aram ke Israel.

Tapi masih ingat apa yang terjadi? Yang menyambutnya hanyalah utusan Elisa yang menyuruh dia mandi di sungai Israel yang kotor sebanyak tujuh kali. Marah, itulah perasaan Naaman yang mengharapkan Elisa keluar dan menunjukkan mujizatnya sehingga kusta Naaman langsung lenyap. Naaman mendengar jawaban yang tidak diharapkannya ketika tiba di rumah Elisa. Penduduk Nazaret juga tidak mengharapkan seorang Mesias yang seperti Yesus, seorang anak tukang kayu yang besar di kampung mereka.

Dreaming of Christmas, Natal seperti apakah yang kita impikan? Mungkin Natal adalah hal yang biasa kita lewat setiap tahun sehingga kita merasa tidak ada yang spesial. Akhirnya kita lupa merenungkan pemeran utama Natal yaitu Yesus. Sampai sebatas manakah kita merenungkan arti kedatangan Kristus yang sebenarnya? Yaitu membebaskan manusia dari dosa. Apakah kita seperti orang Nazaret yang hanya ingin Mesias yang sesuai dengan ekspektasi mereka dan yang penting bisa memuaskan keinginan hati mereka?

Ada yang jauh lebih penting daripada ekspektasi kita sendiri, yaitu kedatangan Kristus yang sudah menebus semua dosa dan espektasi atau harapan kita ke dalam kehendak-Nya.

Mungkin kita merasa hidup di dalam Tuhan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Sehingga kita kecewa dengan Tuhan atau kita malah menyangkali realita dan terus terjebak dalam ekspektasi yang salah. Misalnya, “Aku hidup berkenan di hadapan Tuhan kok walaupun gak sempet ke gereja atau pelayanan, yang penting aku jadi berkat di kantor karena kerjaanku selesai semua. Tuhan itu kan baik, Dia pasti mengerti kondisiku.”

Saya juga mengalami betapa sulitnya mengerjakan kehendak Tuhan di tengah-tengah lingkungan yang memaksa saya untuk hidup sesuai dengan kehendak mereka yang jelas berlawanan dengan kehendak Bapa. Namun, mari kita belajar dari kisah Naaman yang akhirnya sembuh karena dia taat. Tuhan mungkin memang menyuruh kita melakukan sesuatu yang sangat sulit atau tidak suka kita lakukan, akan tetapi mari  kita taat, berani menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Tuhan. Pasti kita akan sembuh dari kekecewaan akibat ekspektasi-ekspektasi kita yang berpusat pada diri sendiri.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *