Penulis:
Jon Bloom
Diterjemahkan dari:
Jesus Is Turning Your Shame into a Showcase of His Grace
http://www.desiringgod.org/articles/jesus-is-turning-your-shame-into-a-showcase-of-his-grace
Anda tahu bagian dari diri yang Anda sangat tidak ingin orang lain tahu — kelemahan yang sulit diubah, kegagalan yang hina, penyakit yang memalukan, masa lalu yang mengerikan, atau mungkin pergumulan dosa yang sekarang dialami. Ada kabar baik untuk Anda melalui kisah seorang wanita yang menderita pendarahan di Lukas 8.
Yesus saat itu adalah seorang ‘selebriti’. Dan keramaian memadati sekeliling-Nya ketika Dia sedang berjalan menuju rumah Yairus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sudah berusia 12 tahun.
Di tengah keramaian itu, adalah seorang wanita putus asa. Sudah 12 tahun dia menderita Vaginal Hemorrhage [penyakit alat reproduksi pada vagina berupa mentruasi yang tidak berhenti-henti]. Semua pengobatan medis yang dia coba telah menghabiskan hartanya. Tidak ada yang dapat menyembuhkannya.
Tapi dia telah melihat kuasa penyembuhan Yesus. Ketika Dia menyentuh orang-orang, maka mereka sembuh. Pikirnya, jika saja dia dapat menyentuh-Nya…
Akan tetapi, dia [wanita ini] punya suatu masalah. Masalahnya itulah masalah. Semua orang yang datang kepada Yesus untuk disembuhkan harus menceritakan kepada-Nya — demikianlah semua orang — apa masalah yang mereka alami. Yairus juga sudah melakukannya. Tapi bagaimana dengan penyakit organ reproduksi? Di depan semua orang-orang itu? Yang lebih parah, penyakit pendarahannya ini membuat dia tidak tahir [najis menurut hukum Taurat], yang artinya membuat dia bertambah merasa hina dan malu.
Tapi mungkin Yesus tidak perlu tahu bahwa Dia sudah tersentuh olehnya. Bagaimana jika wanita itu menyentuh-Nya? Dengan begitu banyak orang yang ingin mendekati Yesus, dia bisa saja dengan cepat menyentuh jubah-Nya. Tidak akan ada seorangpun yang tahu.
Dorongan dan desakan dilaluinya menuju kepada Sang Rabi. Semakin dekat dia pada Yesus, semakin tak karuan tubuhnya teraduk. Murid-murid Yesus sudah mencoba menghalangi orang-orang untuk menyentuh Yesus. Tapi keputusasaan wanita ini telah memantapkan determinasinya. Tiba-tiba saja ada celah yang terbuka dan dengan cepat, dia langsung membungkuk dan mengibaskan tangannya untuk meraih ujung jubah Yesus.
Sementara dia kembali berdiri dan mundur, dia merasa ada sebuah kehangatan yang menjalar melalui perutnya. Dalam sekejap dia tahu bahwa dia sudah sembuh. Seketika itu juga, kejutan kebahagiaan memenuhinya.
Setidaknya selama 5 detik.
Kemudian Yesus berhenti dan mulai mencari di tengah keramaian itu. Dia melihat dengan risau dan berkata dengan keras, “Siapa yang menjamah Aku?” (Lukas 8:45)
Ketakutan sekejap memenuhi wanita itu kembali. Semua orang yang berdiri dekat Yesus mulai mundur dan saling melihat. Banyak dan bermacam-macam pengakuan “Bukan aku!” Tapi wanita itu diam membeku.
Petrus yang merasa risih, berkata kepada Yesus, “Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau.” Ya ampun, semua orang juga ingin menyentuh-Mu!
Tapi Yesus tetap melihat dan berkata, “Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku.” (Lukas 8:46)
Wanita ini sadar bahwa dia tertangkap basah. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa dia mungkin sudah mencuri kesembuhan ini.
Tanpa perlawanan, dia berkata, “Akulah orangnya.” Dia melangkah ke hadapan Yesus dan orang ramai memberikan jalan baginya. Dengan penuh air mata, dia berlutut di hadapan-Nya. “Aku menyentuh Engkau, Tuan.” Kemudian dia menceritakan semua aibnya di hadapan orang banyak itu.
Hati Yesus tersentuh. Dia membungkuk dan menyeka air mata wanita itu, kemudian berkata, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
Ketika Yesus akhirnya sampai di rumah Yairus dan membangkitkan anak perempuannya, Yesus melarang orangtua anak itu untuk mengatakan kepada siapapun apa yang dilakukan-Nya (Lukas 8:56). Tapi wanita ini, yang sudah berusaha begitu keras agar kesembuhannya tidak ketahuan ternyata malah harus menceritakan semua aibnya itu di depan banyak orang. Mengapa?
Karena wanita ini percaya kepada-Nya.
Apa yang Yesus perlihatkan saat itu bukanlah kelemahan dan aib wanita itu. Apa yang Yesus tunjukkan adalah imannya. Dia ingin iman wanita ini terlihat, sehingga semua orang yang membawa aib memalukan yang selama ini dirahasiakan — yang artinya semua dari kita — dapat memliki pengharapan [di dalam Yesus].
Yesus, Tabib yang Ajaib, memiliki kekuatan untuk menyembukan kita dari setiap dosa, kelemahan, kegagalan, penyakit dan semua kejahatan yang pernah menyerang kita. Dan Dia berjanji untuk menyembuhkan semua orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16; Matius 21:22).
Iman adalah apa yang berkenan bagi Tuhan (Ibrani 11:6) dan iman adalah apa yang memperlihatkan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita (Efesus 2:8; Lukas 8:48). Apakah Anda ingin dilepaskan dari rasa malu atau aib Anda? Datang dan percayalah kepada Yesus. Datang dengan keputusasaan dan kerinduan yang dalam untuk menyentuh-Nya. Dan jika imanmu lemah, teriakanlah, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Markus 9:24) dan “tambahkanlah iman[ku]!” (Lukas 17:5).
Tidak, mungkin tidak semua janji kasih karunia itu akan diterima sekarang (Ibrani 11:39). Faktanya, kebanyakan ditunda hingga hidup baru kita yang akan datang (Ibrani 11:35).
Tapi, Anda yang percaya kepada-Nya akan menerima kasih karunia yang cukup (2 Korintus 12:9) untuk menolong Anda pada waktunya (Ibrani 4:16).
Jadi percayalah kepada-Nya. Aib dan rasa malu itu tidak akan tinggal diam selamanya. Yesus sanggup mengubahnya menjadi suatu alat kasih karunia-Nya.
Tolonglah aku yang kurang percaya ini. Walau di dalam hidup yang fana ini aku tidak dapat melihat janji-Mu, ingatkan diriku bahwa janji-Mu akan digenapi suatu hari nanti di dalam kekekalan yang lebih indah.
Leave a Reply