Tag: Servant’s Life

  • Menantikan Allah

    Menantikan Allah

    (Ringkasan firman P5W – Persekutuan 5 Wilayah Persekutuan Mahasiswa Kristen se-Jakarta yang dibawakan oleh Kak Flafiana Tagung)

    Baca : Kisah Para Rasul 1:1-11

    Dikisahkan bahwa sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia menunjukkan diri-Nya kepada murid-murid. Di hari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, murid-murid meminta Yesus untuk mendirikan kembali pemerintahan bangsa Israel. Namun, Tuhan Yesus tidak langsung mengabulkan permintaan mereka, melainkan menjanjikan mereka Roh Kudus agar mereka dapat memberitakan injil ke seluruh Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi.

    Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan Yesus tidak langsung diberikan. Lalu apa yang dilakukan para murid ketika menantikan hari pencurahan Roh Kudus? Baca Kisah Para Rasul 1:12-14.

    1. Taat
      Di ayat ke-4 Tuhan Yesus melarang mereka untuk meninggalkan Yerusalem dan menyuruh mereka tinggal disitu menantikan janji Bapa. Sebenarnya tempat dimana Tuhan Yesus terangkat ke sorga (Bukit Zaitun) tidaklah jauh dari Yerusalem. Kira-kira jaraknya 1 kilometer. Fakta yang dapat kita temukan disini adalah walaupun jaraknya begitu dekat, para murid tidak kompromi dengan perintah Tuhan Yesus. Akan tetapi, mereka tetap taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus untuk kembali ke Yerusalem dan tinggal disana.
    2. Setia
      Mereka juga setia dalam persekutuan doa bersama beberapa perempuan termasuk Maria, ibu Yesus dan saudara-saudara Yesus (lihat ayat 14).
    3. Tekun dalam berdoa
      Sebenarnya, sebelum kita berdoa Allah sudah tahu apa yang ingin kita doakan, tetapi dengan kita mengucapkannya, berarti kita mempersilahkan Allah untuk bekerja dalam pelayanan yang telah kita doakan. Manusia tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri dalam mengerjakan pelayanan, melainkan harus mengandalkan Allah juga yang sesungguhnya pemilik dari pelayanan yang kita kerjakan. Seperti Tuhan Yesus yang berdoa di taman Getsemani, berdoalah dengan iman dan penuh keyakinan bahwa Allah mendengar doa kita dan Ia akan menjawab seturut kehendak-Nya.

    Ketika kita menantikan Tuhan dengan taat, setia, tekun dan selalu berdoa maka percayalah kuasa Allah akan dicurahkan kepada kita. Walaupun lelah dan banyak harga yang harus dibayar di dalam pelayanan yang kita kerjakan, kita akan setia mengerjakannya dengan sukacita.

  • Giving My Best

    Giving My Best

    (Ringkasan firman dari persekutuan doa persiapan hati pelayan gabungan dari event Penerimaan Mahasiswa Baru 2013 PO BINUS, 6 Juli 2013 yang dibawakan oleh Ev. Inawati Teddy, B.Comm., Th.M.)

    Kita tahu bahwa pelayanan adalah anugerah, lalu bagaimana kita menyikapi anugerah pelayanan itu?

    Efesus 2:8-10 (TB) (8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9)  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (10)  Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

    Tuhan menyelamatkan kita bukan berarti keselamatan adalah tujuan hidup kita, tapi untuk mengerjakan pekerjaan baik yang telah Ia siapkan. Bukan berarti Allah membutuhkan kita karena jika tidak pekerjaan Allah tidak bisa selesai, Ia mampu menyelesaikan pekerjaan-Nya tanpa kita tapi Ia berkenan memakai kita untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya.

    Kita harus sadar bahwa peran yang Allah sediakan bagi kita harus kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Apabila kita bisa mengerjakan tugas yang diberikan dosen kita dengan sungguh-sungguh, terlebih lagi jika yang menugaskan adalah Raja di atas segala raja bukan?

    Pelayanan memang adalah anugerah (hadiah) Allah bagi kita, tapi bukan berarti kita tidak bertanggung jawab atasnya dan melakukannya dengan asal-asalan. Tetapi ada 2 hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap kita.

    1. Miliki HATI yang benar (Baca Keluaran 2:11-12)
    Hal yang menarik disini ialah, Musa mengambil resiko untuk membunuh orang Mesir demi menyelamatkan saudaranya padahal ia tahu, ia akan dibunuh Firaun jika hal itu sampai kepadanya. Mengapa?

    Baca Kisah Para Rasul 7:24-25!
    Musa sadar bahwa ia dipanggil oleh Allah, tapi sayangnya ia sombong dan merasa memang pantas untuk memenuhi panggilan itu menjadi penyelamat bagi bangsanya. Sehingga akhirnya dapat kita baca sendiri, Ia dilatih selama 40 tahun di Midian sehingga akhirnya Ia dicatat sebagai orang paling rendah hati (Kel 3:11).
    Kita pun tidak layak untuk melayani, pelayanan yang kita kerjakan adalah anugerah semata. Tapi mengapa kita melayani dengan tidak sungguh-sungguh? Kita harus memiliki hati yang benar!

    2. CARA yang benar (Baca 2 Samuel 6)
    Apa itu tabut? Tabut adalah tumpuan kaki takhta raja. Pada zaman Daud, tabut perjanjian dianggap sebagai tumpuan kaki takhta Allah. Mengapa Daud ingin memindahkan tabut ke Yerusalem? Karena ia menyadari hal yang tidak disadari oleh Saul, raja sesungguhnya bangsa Israel adalah Allah. Yerusalem adalah ibukota Israel dan tidak mungkin raja tinggal di tempat selain ibukota. Karena itu Daud memindahkan tabut tersebut ke Yerusalem. Daud punya niat yang baik, tapi kenapa rencananya gagal?

    Karena caranya salah, bukan karena masalah Usa yang tidak kudus lalu menyentuh tabut itu ketika tabut itu hampir jatuh. Tapi karena tabut itu diletakkan di atas kereta, padahal seharusnya tabut tersebut digotong oleh imam-imam Lewi (1 Tawarikh 15:11-12)

    Motivasi atau hati yang benar memang penting, tapi kita tidak boleh melupakan cara yang berkenan ketika melayani (Misalnya: tidak datang telat dalam ibadah, tidak meremehkan pelayanan dengan mempersiapkan diri dengan baik, dsb).

    Jika kita benar-benar mencintai Tuhan, maka kita akan melayani dengan HATI dan CARA yang sesuai dengan kehendak Tuhan.