Jalan Kemuridan

Lanjutan dari Harga Menjadi Murid

Pada suatu hari ada seekor ikan yang sedang berkelana. Dalam perjalanan, dia bertemu dengan seekor gurita yang bertanya kepadanya, “Hai ikan, apa yang sedang kamu cari?” Ikan ini kemudian menjawab, “Aku sedang mencari tahu dimana air itu berada.” Cerita ini mungkin terdengar konyol. Bukankah sudah jelas bahwa ikan tersebut hidup di air? Mengapa dia masih mencari keberadaan air itu? Namun, kisah konyol ini sebenarnya juga kita alami secara tidak kita sadari ketika kita berjuang menjadi pengikut Kristus.

Tulisan sebelumnya mengingatkan kita betapa sulitnya membayar harga menjadi pengikut Yesus. Harganya tidak masuk akal, bagi kita manusia berdosa yang memang sudah terbiasa hidup dalam kubangan dosa. Oleh karena itu, meninggalkan dosa bukanlah suatu pilihan yang mudah bagi kita. Penutup tulisan terakhir memuat kalimat Tuhan Yesus, “Bagi manusia itu tidak mungkin, tapi bagi Allah segala sesuatu mungkin”. Masalahnya bagaimana caranya Tuhan bekerja? Inilah kita, si ikan muda yang selalu mencari tahu bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kita, di saat sebenarnya itu sudah sangat jelas dalam diri kita. Kita tahu ada Roh Kudus, tapi kenyataannya kita sering abai dalam melihat penolong yang Tuhan sediakan itu.

Baca Yohanes 16:4-15

Ini adalah perkataan-perkataan Tuhan Yesus sebelum penangkapan-Nya. Lazimnya jika seseorang sudah mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan meninggal, tentu dia akan memanfaatkan waktu terakhirnya untuk membicarakan hal-hal yang penting. Disinilah Tuhan Yesus berbicara, bahkan di ayat 4 dikatakan, “supaya kalian ingat saat Aku sudah tiada.” Artinya kata-kata ini harus diingat setelah Yesus sudah tiada. Kata-kata apa itu? Sesuai judul perikopnya, pekerjaan penghibur, dan kita tau penghibur itu siapa. Dia adalah Roh Kudus.

Apa yang Yesus katakan mengenai Roh Kudus? Tuhan Yesus berkata bahwa lebih baik Dia pergi supaya dapat mengutus penghibur untuk murid-murid-Nya (ay. 7). Lalu apa maksud ayat ini? Apakah Roh Kudus lebih penting daripada Kristus?

Kyle Idleman dalam bukunya Not a Fan, menuliskan bahwa dalam kebingungannya untuk mengerti ayat ini, akhirnya dia menemukan jawabannya. Ketika membaca Perjanjian Lama, seringkali kita menemukan kata-kata, “Allah menyertai…” dalam begitu banyak kisah-kisah tokoh seperti Abraham, Yusuf, Musa, Elisa, Daud, dan sebagainya. Namun, kita jarang menemukan kata-kata tersebut di Perjanjian Baru. Seperti sebuah missing link, rasanya ada sebuah bagian yang hilang. Tiba-tiba saja terjadi perubahan drastis tanpa diketahui penyebabnya. Ternyata Perjanjian Baru memakai kata-kata lain yang maknanya hampir sama yaitu “Tuhan di dalam kita.” Apa artinya ini bagi kita?

Kyle Idleman mengkalimatkan ulang perkataan Yesus kira-kira seperti ini, “Lebih baik bagimu jika Aku pergi, karena meskipun Allah yang menyertaimu itu baik, Allah yang tinggal di dalam dirimu akan jauh lebih baik lagi.” Yesus bisa saja menyertai para murid-murid-Nya, tetapi Roh Kudus yang akan tinggal dalam diri pengikut-Nya.

Lalu, apa sebenarnya fungsi Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita? Dalam ayat 8, disebutkan bahwa ada tiga peran Roh Kudus yaitu: menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Kita akan membahasnya satu per satu.

Menginsafkan dunia akan dosa

Roh Kudus menyatakan kepada umat percaya akan dosanya (yaitu tidak percaya kepada Tuhan) dan memanggil manusia untuk bertobat. Jikalau bukan karena pekerjaan Roh Kudus, maka manusia tidak akan pernah melihat dirinya sebagai seorang pendosa. Saya teringat sewaktu kuliah dulu, doktrin predestinasi sangatlah sulit saya pahami dan saya selalu menghindari pertanyaan-pertanyaan seputar ini dari anak-anak Kelompok Kecil saya. Predestinasi adalah doktrin yang menyatakan bahwa Tuhan memilih siapa yang mau Dia selamatkan. Artinya tidak semua manusia akan diselamatkan. Dasar Alkitab doktrin ini terambil dari Efesus 1. Jujur saja, saya merasa Tuhan itu tidak adil seandainya hanya saya yang diselamatkan sedangkan keluarga saya yang masih belum percaya tidak. Pemikiran ini terus berlanjut sampai saya lulus dari universitas dan membaca satu buku berjudul Kaum Pilihan Allah (R.C. Sproul)

Disitulah cara pandang, mindset, dan pemikirian saya semuanya berubah. Ternyata ketika saya berpikir bahwa Tuhan tidak adil, sebenarnya saya sedang merasa bahwa manusia itu layak diselamatkan. Saya gagal melihat bahwa manusia itu sebenarnya sudah rusak total dan tidak layak diselamatkan sama sekali. Justru ketika Yesus mau menyelamatkan sebagian orang, sesungguhnya itu adalah kemurahan hati Tuhan dan kita tidak berhak untuk menuntut lebih. Seharusnya kita bersyukur karena Tuhan masih mau menyelamatkan yang sebagian.

Saya rasa ketika saya bisa sampai pada pemahaman ini, tentunya itu adalah pekerjaan Roh Kudus sehingga akhirnya saya bisa mengerti bahwa tidak ada manusia yang layak untuk diselamatkan. Roh Kudus mengingatkan saya bahwa manusia itu berdosa dan tidak layak diselamatkan, namun diberi kasih karunia Allah untuk diselamatkan.

Menginsafkan dunia akan kebenaran

Roh Kudus menyatakan kebenaran tentang Allah kepada semua orang yang percaya. Kita tahu bahwa dosa adalah natur kita sebagai manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Ibaratnya seperti seorang terdakwa yang sudah divonis hukuman mati oleh hakim, kita juga sebenarnya sudah divonis hukuman maut karena dosa kita, oleh sang hakim yaitu Allah Bapa.

Mengutip tulisan saya beberapa waktu yang lalu…

Syukurlah ada seorang Pribadi yang ingin membela kita! Yohanes berkata bahwa kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus. Kata aslinya (parakletos; para: di samping) artinya adalah advokat. Ibaratnya seperti berada di dalam sidang pengadilan, Yesus adalah seorang pengacara atau advokat atau orang yang berbicara mewakili terdakwa. Yesus adalah seorang advokat yang juga adil atau dalam bahasa Inggrisnya “the righteous One”, karena Dia adil dan benar maka Dia mampu untuk menjadi advokat bagi kita yang didakwa akibat dosa.

Kenyataan ini seharusnya membuat kita benar-benar merasa lega. Oleh karena kita sebagai manusia yang sudah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman mati, pada akhirnya mendapatkan pembelaan dari seorang advokat terbaik. Mengapa terbaik? Karena Dia tidak pernah berbuat salah, bahkan Dia adalah putera dari Sang Hakim sendiri. Dia juga adalah advokat terbaik karena bukan hanya membela tetapi bahkan juga bersedia menanggung hukuman yang tidak akan sanggup kita tanggung. Bukan hanya untuk kelompok tertentu saja, bukan hanya untuk Jews, bukan hanya untuk orang Kristen, tetapi untuk semua orang di dunia. Yesus menawarkan pembenaran kepada semua manusia yang sudah divonis bersalah ini.

Lalu apa buktinya bahwa kita sudah mengenal sang advokat dan punya relasi dengan-Nya (‘know’ / ‘ginosko’ / ‘yada’) sehingga kita menerima tawaran pembenaran-Nya itu? Sebanyak 42 kali, kata ‘mengenal’ ini muncul di surat 1 Yohanes. Di surat yang cukup pendek ini, kata ‘mengenal’ sangat sering digunakan oleh Yohanes. Kata ‘mengenal’ ini menjadi sangat signifikan dalam surat 1 Yohanes karena kita dapat menerima tawaran pembenaran-Nya hanya dengan mengenal-Nya. Mengenal Allah berarti juga mengenal kehendak-Nya dan dengan taat melakukannya. Seseorang baru dapat jatuh cinta jika mengenal siapa yang dia cintai. Orang yang mencintai seseorang pasti ingin melakukan kehendak orang itu. Itulah kenapa Yohanes berkali-kali mengatakan bahwa seseorang yang mengaku mengenal Dia tapi tidak mentaati kehendak-Nya adalah seorang pendusta atau munafik karena pengenalan dan cintanya tidak terbukti dari tindakannya.

Inilah pekerjaan Roh Kudus, Dia menolong kita melihat kebenaran sejati yang selama ini dicari-cari manusia. Dia menolong kita untuk bisa mengenal Tuhan Yesus yang sudah mati, bangkit, dan naik ke Surga. Dia menolong kita untuk mengerti semua kisah yang tertulis di Alkitab sekalipun kita bukan saksi mata langsung dari semua kisah itu.

Saya sangat mengagumi sejarah Kekristenan. Pada abad-abad awal tahun Masehi, Kekristenan ditindas oleh kerajaan Romawi, tak lama kemudian kemudian Arab, lalu kerajaan Perancis, dan oleh paham-paham komunis dan fasisme, sampai sekarang Kekristenan juga terus merasakan diskriminasi dan penindasan. 2000 tahun sudah berlalu dengan penindasan, akan tetapi Kekristenan masih dapat eksis sampai sekarang. Bukankah ini mengagumkan? Saya rasa tidak masuk akal, Kekristenan tetap dapat bertahan selama 2000 tahun jikalau ini merupakan pekerjaan manusia biasa. Lebih sulit menjelaskan dengan ilmiah bagaimana Kekristenan bisa tetap bertahan dan memiliki pengaruh yang begitu kuat jikalau ini adalah perbuatan manusia dan bukan Roh Kudus. Maka dari itu, kita bersyukur karena ada Roh Kudus yang selalu menolong dan menguatkan iman orang Kristen untuk percaya kepada Yesus walaupun Dia sudah naik ke Surga dan tidak lagi bersama-sama dengan kita secara fisik.

Menginsafkan dunia akan penghakiman

Roh Kudus menyatakan penghukuman Allah akan penguasa dunia yaitu Iblis. Alkitab mencatat di surat Wahyu yang ditulis juga oleh Yohanes yang menulis Injil yang kita baca ini kalau suatu hari nanti ketika Yesus datang kembali, Iblis atau penguasa dunia ini akan dihukum bersama dengan orang-orang tidak percaya yang tidak diselamatkan.

Sewaktu mendengar berita bom di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018, saya merasa sangat sedih. Padahal itu adalah hari ulang tahun saya, tapi mengapa justru ada kabar yang menyedihkan seperti itu? Dalam hati aku bertanya-tanya kenapa hal ini harus terjadi? Kenapa Tuhan tidak menghukum langsung saja terorisme dan ekstremisme? Lalu besoknya Tuhan menyatakan jawabannya dari saat teduh pagi hari bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ketidakadilan, Dia akan menghukum orang-orang jahat suatu hari nanti. Di saat itu saya menjadi sadar, seharusnya kita bukan mengutuk para teroris itu. Melainkan seharusnya kita malah mengasihani mereka. Mereka sudah membayar harga yang sangat mahal dan tidak masuk akal, mengorbankan waktu, uang, keluarga, bahkan nyawa sendiri untuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada artinya. Bukankah tragis sekali?

Roh Kudus membuat kita dapat melihat Allah yang begitu berkuasa dan tidak tertandingi. Dia akan menghukum kejahatan dan ketidakadilan ketika Dia datang untuk yang kedua kalinya. Jikalau Roh Kudus tidak ada, mungkin kita tidak punya pengharapan lagi melihat dunia yang begitu kacau dan bobrok ini, yang semakin lama semakin jahat. Syukurnya Roh Kudus memberi kita kekuatan untuk melihat jauh ke depan.

Peran Roh Kudus yang begitu sering kita abaikan ini ternyata begitu penting. Malah Yesus berkata bahwa masih banyak hal yang bisa dibicarakan tentang Roh Kudus, akan tetapi para murid-Nya belum bisa mengerti karena hanya jika Roh Kudus itu ada dalam diri mereka, mereka baru dapat mengerti. Tanpa Roh Kudus, mereka tidak mungkin bisa mengerti perkataan Yesus. Bahkan sewaktu Yesus berbicara di perikop ini pun, murid-murid sebenarnya tidak mengerti apa maksud perkataan Yesus. Roh Kudus baru turun di hari Pentakosta, setelah Dia mati, bangkit, dan naik ke Surga. Di zaman itu, berarti berminggu-minggu setelah kejadian ini, murid-murid baru dapat mengerti setelah mengalami kepedihan kehilangan Yesus, satu-satunya yang mereka harapkan. Kemudian betapa gembiranya mereka mendapat kejutan kebangkitan Yesus yang menampakkan diri kepada mereka, lalu kepedihan kehilangan yang kedua kali ketika melihat Yesus naik ke Surga, namun kemudian Roh Kudus turun dan membuat mereka mengerti misi Yesus di dunia, misi kerajaan Allah yang selalu Yesus beritakan, dan kehendak-Nya bagi mereka selama di dunia ini.

Sekarang, sudah 2000 tahun sejak Roh Kudus dicurahkan bagi umat percaya. Jikalau saat ini harga yang harus kita bayar untuk mengikuti TY itu sangat mahal dan tidak masuk akal. Bahkan teroris mau mengambil nyawa kita, jika kita mengikuti Yesus, atau kita mungkin dipanggil untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kedagingan atau keinginan pribadi kita, kita mungkin akan mengecewakan orang-orang di sekeliling kita termasuk keluarga kita yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, kita pasti akan dipanggil untuk menderita. Jangan menghindar dari bisikan Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Mari meninggalkan dosa, mari melihat Yesus yang membela kita dan menanggung hukuman dosa kita agar kita bisa hidup seperti Dia, mari melihat Yesus yang suatu hari nanti akan datang lagi dan menghilangkan semua penderitaan. Mari memilih untuk bergantung kepada tuntunan Roh Kudus dan tetap menjadi pengikut Yesus berapa pun harganya.

(Khotbah Persekutuan Jumat PO Syahdan Universitas Bina Nusantara 18 Mei 2018)


Comments

2 responses to “Jalan Kemuridan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *