Di Bawah Pembelaan Sang Advokat

Aksi-aksi pembelaan agama rasanya sudah menjadi hal yang tidak mengherankan lagi terjadi di Indonesia. Berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer dari tempat yang jauh, kepanasan di bawah matahari yang terik dan menyengat, ataupun ketika kedinginan karena diguyur hujan bercampur angin. Semuanya itu rela dilakukan dengan dorongan motivasi bahwa ini adalah bukti kecintaan terhadap agama dan iman. Manusia membela agama karena agamanya mendapatkan tuduhan yang tidak bisa diterima. Namun, apa jadinya jika kita yang justru dibela oleh Tuhan? Tunggu, memangnya ada tuduhan apa sampai kita harus dibela oleh Tuhan?

Baca 1 Yohanes 2:1-6

Serangan terhadap agama dan iman Kekristenan juga terjadi di tengah ajaran sesat Gnostic yang beredar di jemaat Kristen sekitar 2000 tahun yang lalu. Ajaran ini mengatakan bahwa hidup kudus dan menghindari dosa tidak berhubungan dengan keselamatan yang Yesus anugerahkan (dualisme). Oleh karena itulah, Yohanes terus mengingatkan jemaat bahwa kehidupan sebagai orang percaya tidak dapat terlepas dari meninggalkan dosa. Namun, Yohanes menyadari bahwa kita begitu lekat dengan dosa walaupun kita sudah bertekad untuk menjauhi dosa. Ajaran sesat yang beredar itu menunjukkan suatu fakta bahwa manusia berdosa yang tinggal di dunia berdosa memang tidak akan sanggup meninggalkan dosa sepenuhnya. Bagi mereka, hidup kudus dan menghindari dosa adalah sesuatu yang mustahil terjadi. Manusia tidak akan bisa diselamatkan kalau dituntut untuk hidup kudus. Ya, ini memang benar. Di pasal pertama juga dikatakan kalau kita tidak mengakui diri sebagai seorang pendosa maka kita sebenarnya sedang membohongi diri sendiri. Dosa itu adalah natur manusia yang sudah mengalami kejatuhan.

Syukurlah ada seorang Pribadi yang ingin membela kita! Yohanes berkata bahwa kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus. Kata aslinya (parakletos; para: di samping) artinya adalah advokat. Ibaratnya seperti berada di dalam sidang pengadilan, Yesus adalah seorang pengacara atau advokat atau orang yang berbicara mewakili terdakwa. Yesus adalah seorang advokat yang juga adil atau dalam bahasa Inggrisnya “the righteous One”, karena Dia adil dan benar maka Dia mampu untuk menjadi advokat bagi kita yang didakwa akibat dosa.

Kenyataan ini seharusnya membuat kita benar-benar merasa lega. Oleh karena kita sebagai manusia yang sudah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman mati, pada akhirnya mendapatkan pembelaan dari seorang advokat terbaik. Mengapa terbaik? Karena Dia tidak pernah berbuat salah, bahkan Dia adalah putera dari Sang Hakim sendiri. Dia juga adalah advokat terbaik karena bukan hanya membela tetapi bahkan juga bersedia menanggung hukuman yang tidak akan sanggup kita tanggung. Bukan hanya untuk kelompok tertentu saja, bukan hanya untuk Jews, bukan hanya untuk orang Kristen, tetapi untuk semua orang di dunia. Yesus menawarkan pembenaran kepada semua manusia yang sudah divonis bersalah ini.

Lalu apa buktinya bahwa kita sudah mengenal sang advokat dan punya relasi dengan-Nya (‘know’ / ‘ginosko’ / ‘yada’) sehingga kita menerima tawaran pembenaran-Nya itu? Sebanyak 42 kali, kata ‘mengenal’ ini muncul di surat 1 Yohanes. Di surat yang cukup pendek ini, kata ‘mengenal’ sangat sering digunakan oleh Yohanes. Kata ‘mengenal’ ini menjadi sangat signifikan dalam surat 1 Yohanes karena kita dapat menerima tawaran pembenaran-Nya hanya dengan mengenal-Nya. Mengenal Allah berarti juga mengenal kehendak-Nya dan dengan taat melakukannya. Seseorang baru dapat jatuh cinta jika mengenal siapa yang dia cintai. Orang yang mencintai seseorang pasti ingin melakukan kehendak orang itu. Itulah kenapa Yohanes berkali-kali mengatakan bahwa seseorang yang mengaku mengenal Dia tapi tidak mentaati kehendak-Nya adalah seorang pendusta atau munafik karena pengenalan dan cintanya tidak terbukti dari tindakannya.

Sumber: asianwiki

Cinta yang sempurna adalah cinta yang mampu mentransformasi. Ada satu drama Jepang berjudul “We Married as a Job”. Dikisahkan ada seorang perempuan berumur 25 tahun, Moriyama Mikuri (Aragaki Yui) yang kesulitan mencari pekerjaan. Kemudian dia akhirnya memutuskan untuk mengambil studi pascasarjana. Namun, tetap saja dia sulit mencari pekerjaan setelah lulus pascasarjana. Hal ini membuat kepercayaan dirinya menjadi rendah. Akhirnya dia bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah seorang pria berumur 35 tahun yang bernama Tsuzaki Hiramasa (Hoshino Gen). Hiramasa adalah seorang yang sangat pintar dan selalu unggul dalam hal akademis dan pekerjaan. Namun, dia juga memiliki kepecayaan diri yang sangat rendah dalam masalah relasi. Dia merasa fisiknya buruk, dirinya kaku, membosankan, dan tidak tahu bagaimana caranya berelasi. Singkat cerita mereka akhirnya saling jatuh cinta. Namun, karena takut mengalami penolakan dan kekecewaan, Hiramasa selalu membangun tembok dalam berelasi dengan Mikuri. Dia merasa dirinya tidak layak untuk Mikuri. Sampai akhirnya relasi mereka berkembang dan Mikuri berhasil menembus tembok itu. Perubahan pun terjadi di antara mereka berdua, khususnya Hiramasa. Dia tidak mau melarikan diri lagi dalam menjalin hubungan dan siap menerima Mikuri sekalipun dia tahu pasti akan ada resiko dalam hubungan yang akan dia jalani ini.

Kita yang naturnya adalah dosa ini juga tahu bahwa hidup mengenal dan menuruti seorang Pribadi yang tidak bisa dekat dengan dosa adalah sesuatu yang sulit. Namun, ketika kita jatuh cinta kepada Tuhan dan mau mentaati kehendak-Nya sekalipun itu sulit bagi kita, maka sebenarnya cinta Tuhan yang sempurna lah yang memampukan kita melakukannya. Pribadi-Nya ada di dalam kita dan kita juga ada di dalam Dia sebagai satu relasi yang penuh cinta. Jadi, setelah kita dibela oleh advokat terbaik yang ada di dunia ini, mari kita berjuang memperbaiki hidup kita yang sudah melakukan banyak kesalahan agar seperti Dia yang juga pernah hidup sebagai manusia yang tak pernah berbuat salah di dunia ini. Itulah kehendak-Nya, sebuah respon yang tepat bagi orang-orang yang sudah dibela dan dinyatakan TIDAK BERSALAH!

Jesus paid it all,
All to Him I owe;
Sin had left a crimson stain,
He washed it white as snow.

– Jesus Paid It All (Elvina M. Hall)

(Renungan Persekutua Doa Staf Kantor Perkantas Jakarta)


Comments

One response to “Di Bawah Pembelaan Sang Advokat”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *