Teman Hidup

by

in

(Originally written for Secret Journey Youth Camp GKI Jatinegara in 2017 — before revised)

Dia indah meretas gundah
Dia yang selama ini ku nanti
Pembawa sejuk, pemanja rasa
Dia yang selalu ada untukku

Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang

Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu


Teman-teman pasti tidak asing dengan lagu ini! Ya, lagu yang berjudul “Teman Hidup” ini dinyanyikan oleh Tulus. Lagu ini menceritakan tentang seorang pemuda yang menantikan kehadiran teman hidup yang akan membawa ketenangan, kenyamanan, dan kepastian di dalam hidupnya. Pada bagian reff, pemuda ini mengungkapkan keinginannya kepada si teman hidup untuk dapat melewati sisa waktu bersama-sama dengannya.

Sepasang kekasih yang saling mencintai, pastinya ingin bisa terus dekat satu sama lain seperti yang dirasakan oleh pemuda dalam lagu ini. Hal yang sama juga berlaku loh dalam relasi kita dengan Allah.

Yuk kita baca Kolose 2:6-7

Pada waktu itu, ada banyak pengajar palsu di Kolose. Mereka berusaha menarik jemaat Kolose agar meninggalkan Kristus dan mengikuti ajaran-ajaran yang sesat. Oleh karena itu Paulus meminta jemaat Kolose yang sudah bertobat untuk tetap setia hidup di dalam Kristus. Lalu, bagaimana caranya hidup di dalam Kristus? Yaitu dengan berakar, dibangun, bertambah teguh dalam iman, dan penuh dengan ucapan syukur. Tujuannya adalah agar jemaat Kolose dapat bertahan dalam iman menghadapi pengajaran-pengajaran sesat itu.

Sebagai seorang Kristen yang sudah menerima Kristus sebagai Juru Selamat, kita pun harus hidup di dalam Kristus. Kita perlu membaca Firman Tuhan dan berdoa setiap hari. Itulah cara agar kita bisa terus berelasi dengan-Nya. Pengajar sesat di Kolose ingin memutuskan hubungan jemaat dengan Tuhan. Godaan dosa dan pergumulan hidup, juga ingin memutuskan relasi kita dengan Tuhan. Mari kita pupuk relasi yang semakin hari semakin dalam dengan Tuhan, sehingga kita tidak putus dengan Tuhan melainkan terus berelasi dan mengasihi-Nya.

Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita (aku dan Tuhan)
Jangan (aku) cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya akan begitu


Pertanyaan refleksi:

  1. Bagaimana relasimu dengan Tuhan selama ini? Apakah kamu sudah mengasihi-Nya sehingga kamu haus membaca atau mendengar Firman Tuhan?
  2. Berdasarkan pertanyaan nomor 1, kira-kira bagaimana perasaan Tuhan kepadamu dan apa yang akan dia katakan padamu?

Ya Tuhan, kasih-Mu kepada kami tidak akan pernah cukup kami balas dengan cara apapun. Tolong kami yang lemah dan seringkali memikirkan diri sendiri ini, agar mau terus mengasihi-Mu dan mencintai Firman-Mu. Amin.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *