Kejadian 24:7 (TB) TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: “kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini.” — Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku.
Ayat di atas adalah kata-kata yang diucapkan Abraham ketika mengutus hambanya yang ragu akan berhasil mencarikan istri bagi Ishak, anak Abraham. Ketika membaca perikop ini, rasanya wajar saja jika si hamba meragukan perjalanan ini akan berhasil (ay.5). Bagaimana tidak, pergi ke kampung asal Abraham yang jaraknya jauh dan sudah lama dia tinggalkan, dengan harapan ada anak gadis yang cukup “gila” untuk mau meninggalkan rumah dan keluarganya demi percaya kepada seorang asing yang tiba-tiba datang dan meng-claim bahwa gadis itu adalah orang yang dipilih untuk menjadi istri dari anak tuannya. Apalagi tempat tinggal orang asing itu pun adalah suatu negeri yang jauh dari rumahnya.
Mungkin peluang berhasilnya misi ini sangatlah kecil, tapi di sini kita dapat melihat bahwa tidak ada yang tidak mungkin di hadapan TUHAN. Abraham tahu benar akan hal ini, dia masih memegang janji yang sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu dia dengar ketika pada akhirnya membuat keputusan untuk pergi meninggalkan rumah tanpa tahu ke mana TUHAN akan menuntunnya (Ibrani 11:8) Saat itupun, Abraham tetap berkata dengan iman, bahwa TUHAN akan mengutus malaikat untuk membantu hambanya itu. Siapakah Abraham sehingga dapat berkata dengan penuh keyakinan seperti itu? Tapi sebenarnya kita perlu belajar meneladani iman Abraham kepada Allah. Ibrani 11:8-19 adalah penjabaran iman Abraham yang rela melakukan segala hal demi Allah walaupun mengancam diri dan keluarga yang dikasihinya. Dia tetap percaya bahwa Allah terus memegang janjinya.
Apakah saat ini kita sedang diutus Allah untuk mengerjakan sesuatu? Mungkin pelayanan di gereja, PMK, RohKris, atau yang lainnya. Tetaplah beriman bahwa Tuhan yang mengutus juga akan memimpin. Walaupun ada kesulitan dan kemungkinan untuk gagal (ay.8) namun bukan berarti Abraham tidak lagi beriman kepada TUHAN, dia tahu tangan TUHAN akan tetap memelihara dan memegang janji-Nya hingga akhir, bahkan setelah dia meninggal tanpa melihat janji itu tergenapi.
“Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi.” – Ibrani 11:13,16a
Leave a Reply